Ini adalah sebuah tembuni. Setiap tulisan mewakili penggalan kisah hidup (dalam urutan acak) yang menginspirasi atau paling tidak berkesan. Ibarat merunut setiap sel demi sel penyusun tembuni yang telah terurai habis dimakan mikroorganisme. Setiap perjalanan dan pencarian yang telah, sedang dan akan terjadi adalah usaha untuk menyatukannya menjadi utuh kembali.
Thursday, April 8, 2010
HITAM
Semua monokrom kauserap musnah.
Maumu apa?
Dominasi?
Kekuasaaan absolut?
Entah!
Namun, tetap saja aku takluk. Bukan kalah, tapi karena aku mau.
Lambda merah taklagi beda dengan biru.
Inginmu apa?
Kepunahan mejikuhibiniu?
Kekasipan pelangi?
Aku tak tahu.
Namun, tetap saja aku manut. Bukan kemenyerahan, tapi karena bianglala memang punya durasi.
Kautangkapi semua sinar menjelma kegelapan.
Apa yang kausembunyikan?
Intan berlian?
Atau malah taik penuh belatung?
Persetan!
Namun, tetap saja aku ingin tahu. Kuakui, gelapmu memesona.
Hadirmu mengokohkan relativitas.
Kaunisbikan batasan stereotipe.
Siapa kau sebenarnya?
Platonik?
Eros?
Philea?
Agape?
Aku taklagi peduli
Anjing! Tetap saja aku cinta.
Salatiga, 8 April 2010; 00:00 ketika hitam begitu memesona
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment